Bagi sebagian orang, termasuk kita pelajaran geografi selalu identik dengan benda yang bernama globe, bumi dan peta. Tiga unsur itu tidak pernah terlepas dari materi pelajaran yang identik dengan jurusan IPS. Oleh karenanya, belajar geografi berarti belajar segala sesuatu yang menyangkut dengan keadaan bumi dan yang berada di sekitarnya, termasuk di dalamnya sisa barang yang dibuang dan tidak terpakai lagi (dibaca:sampah). Kata sampah mendapat predikat minor dan selalu menyandang konotasi negatif. Namun demikian, nama sampah akan berubah status ketika mendapat treatment yang positif. Dengan treatment yang tepat status sampah akan naik menjadi sesuatu yang punya nilai lebih, berdaya guna serta punya harga jual yang tinggi.

Itulah yang sedang dilakukan Ustadz Suko Nugroho, S. Pd. Bersama dengan santriwati kelas XI IPS 3, Ustadz Suko pengampu mapel Geografi mengajak anak didiknya untuk berkarya dengan sampah. Kebetulan sekali hari ini sampai pada materi ‘lingkungan hidup’yang di dalamnya dibahas konsep 3R. 3R terdiri atas Reuse, Reduce dan Recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan yang terakhir Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. Ustadz Suko yang juga menjadi ketua pemuda di desa tempat tinggalnya menambahkan, 3R atau Reuse, Reduce dan Recycle sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos atau memanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga Sampah), terangnya.

Bermodalkan barang-barang yang sudah tidak terpakai, anak-anak dengan ketrampilan dan kreativitasnya menyulap ‘sampah-sampah’ yang sudah tidak terpakai menjadi produk yang bernilai dan mempunyai manfaat. Seperti disampaikan Syifa’ Norhasni, santri kelahiran Denpasar yang tengah asyik melakukan praktek 3R mengungkapkan, ternyata tidak cuman pelajaran prakarya yang membutuhkan keahlian untuk menciptakan sesuatu, mapel geografi ternyata juga menyimpan sense of art yang tidak melulu menghafal peta dan letak geografis. Hal senada diungkapkan Niru yang nampak excite dengan materi 3R, ‘alhamdulillah kelompok kami bisa membuat tempat ballpoint dari kardus yang sudah usang’, perpaduan ilmu geografi dan seni menghasilkan karya yang luar biasa. Seni dan Geografi, Geografi dan Seni Si Kembar yang sangat sulit dipisahkan.

8 replies

Comments are closed.