Kemandirian Ekonomi Pesantren

Bagikan
Facebook
WhatsApp
Telegram

Pondok pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta berdiri tanggal 20 januari 2008 di atas tanah pinjaman Sultan Ground. Dengan bermodal tekad dan semangat para pemuda, berbekal Rp. 0 dan 0 Meter persegi, MBS berdiri. MBS belajar dari Al- Azhar Kairo, yaitu sebuah perguruan yang mampu bertahan lebih dari 1000 tahun di sebuah negara yang boleh dibilang tidak maju dari sisi Ekonomi, hal ini bisa terjadi karena al- Azhar sangat bagus dalam mengelola pendidikan dan kaderisasi serta pengembangan Ekonomi dan wakafnya yang luar biasa sampai- sampai dikatakan al- Azhar lebih kaya dari Negara Mesir sendiri

Keikhlasan dalam mengelola Pesantren adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar namun kebutuhan materi bagi pesantren dan pengelola adalah suatu hal yang tidak bisa dipungkiri

Berkiblat pada al- Azhar ternyata pengembangan wakaf dan ekonominya menjadi  salah satu faktor penting dalam menjaga stabilitas dan eksistensinya sampai 1000 tahun lebih, maka pengembangan ekonomi di pesantren adalah hal yang tidak bisa ditawar lagi di era modern ini

PPM MBS Yogyakarta menyadari bahwa pesantren harus tegak berdiri dengan penopang dari unit usaha ekonomi pesantren (mandiri).

Untuk menuju kemandirian pesantren tersebut, upaya yang dilakukan adalah :

  1. Pendirian koperasi pesantren
  2. Membentuk divisi ekonomi

Pengelolaan Ekonomi Pesantren terpisah dengan Pendidikan.  Dengan ditunjuknya Wakil Direktur Bidang Ekonomi untuk mengelola dan mengembangkan ekonomi di pesantren, yaitu Divisi ekonomi PPM MBS yang dikelola oleh Wadir IV yang khusus membidangi Ekonomi.

Modal  ekonomi berasal dari anggaran pondok pesantren dan saham dari pegawai tetap dan pengelola ekonomi dengan batasan – batasan yang ditetapkan oleh pondok (unit usaha tertentu yang sahamnya di buka untuk pegawai, untuk saat ini hanya satu unit yang disahamkan)

Amal usaha Pesantren PPM MBS Yogyakarta yang dikelola oleh koperasi adalah Hasbuna Mart sebanyak 3 unit sedangkan yang dikelola oleh devisi ekonomi pesantren adalah:

  1. Toko bangunan
  2. Grosir Hasbuna
  3. Laundry Hasbuna
  4. Home Stay
  5. Kolam Lele
  6. Kantin / Resto
  7. Produksi Roti
  8. Tokomu Hasbuna
  9. Mini market
  10. Catering
  11. Bengkel Las

Beberapa lembaga kerjasama dibidang ekonomi PPM MBS Yogyakarta diantaranya:

  • Bank Indonesia
  • Bank Syariah Mandiri
  • Kementerian Perikanan dan Kelautan
  • Universitas Ahmad Dahlan
  • Kementerian Lingkungan Hidup
  • Lazis Muhammadiyah, dll

Beberapa kontribusi bidang ekonomi untuk pondok pesantren, diantaranya untuk:

  1. Kemandirian Pesantren, Biaya Operasional pondok yang ditopang dari Ekonomi adalah 70 % Ihsan (Gaji Guru Karyawan)
  2. Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Pesantren Tenaga Kerja (khusunya Karyawan) diambil dari masyarakat sekitar
  3. Efesiensi Biaya Pengembangan Pesantren dalam Pembangunan, dll

Sumber : Wadir IV bagian Ekonomi Nashirul Ahsan, Lc