Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta kembali membuktikan sebagai sekolah unggulan dalam mencetak kader ulama. Pada tahun akademik 2023 ini, Pesantren yang berlokasi di dusun Marangan, Prambanan, Sleman ini, kembali mengirimkan alumninya untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas Al Azhar, di Kairo, Mesir.

38 orang alumni MBS yang dinyatakan lulus dan diterima sebagai mahasiswa di Universitas Islam tertua di dunia tersebut, dilepas Direktur PPM MBS Yogyakarta, ustadz Fajar Shadiq, di Aula Ki Bagus Hadikusumo, Selasa (19/3).

Turut hadir dalam acara pelepasan, anggota LP2PPM, Ustadz Dr. Djamaluddin Perawironegoro, S. Thi., M. Pd.I didampingi ustadz Fathurrabbani, Lc perwakilan dari lembaga mediator Fustat PCIM Mesir beserta orang tua walisantri.

Direktur MBS, dalam sambutannya, meminta santri untuk fokus dalam belajar dan memanfaatkan waktu hanya untuk tholabul ilmi, tidak untuk yang lainnya. “Kehadiran antum di Kairo bukan untuk pindah tempat tidur, bukan untuk bisnis ataupun kepentingan lainnya. Antum harus fokus pada studi yang akan dijalani,” tutur ustadz Fajar saat memberikan arahan kepada santri.

Direktur MBS juga sangat bersyukur dengan semakin banyaknya kuota yang didapatkan oleh MBS untuk mengirimkan kader terbaiknya ke kairo pasca mengantongi syahadah mu’adalah. Tahun ini menjadi jumlah terbanyak yaitu sebanyak 47 santri, yang pada tahun sebelumnya hanya 24 santri. Alhamdulillah, ini merupakan fadhol dari Allah yang patut kita syukuri bersama.

Ustadz Fathurrabbani atau yang akrab disapa ustadz Bani dalam sambutan mengatakan bahwasannya sekarang kader-kader Muhammadiyah sangat terbantu dengan adanya Lembaga Konsultan Pendidikan (LKP) Fustat. Anak-anak tidak perlu mengurus administrasi dan akomodasi, dari Indonesia tinggal berangkat saja ke Mesir. “Insya allah anak-anak baru tidak akan grambyang sampai disana, LKP Fustat yang berada dalam naungan PCIM Mesir akan berusaha memberikan fasilitas dan pelayanan terbaik, katanya.

Alumni Al-Azhar itu juga mengingatkan kepada santri bahwasannya anak-anak mengemban misi yang sangat berat. Antum sebagai kader diaspora secara tidak langsung mempunyai kewajiban untuk membawa nama baik Muhammadiyah di kancah internasional. Dengan cara meramu ajaran di al Azhar dengan kekhususan yang ada di Muhammadiyah untuk kemudian menyebarkan risalah seantero bumi dengan modernitas Muhammadiyah,”ujarnya.

Mendapatkan kesempatan terakhir memberikan sambutan, Dr. Djamaluddin, mewakili LP2PPM menyampaikan 3 pesan kepada para santri kader diaspora. Dosen UAD tersebut meminta para santri untuk bersyukur karena bisa menimba ilmu di Al Azhar. Pesannya lagi, jangan sampai antum merubah niat untuk menuntut ilmu, jangan goyah dengan kegiatan yang tidak bermanfaat. Yang terakhir, alumni Gontor itu menekankan agar saat mereka lulus harus berkhidmah ke Muhammadiyah.

Turut mendampingi hingga keberangkatan penerbangan di bandara Internasional Soekarno-Hatta, penanggung jawab studi timur tengah ustadz Mouhan Akhyar Kho’ad, Lc, ustadz Muh. Sholihin, Lc, M. Hum, ustadz Umar Zaelani, S. Pd serta kepala sekolah SMA MBS, ustadz Roiq, Lc

Sekedar informasi, keberangkatan ke Mesir kali ini dengan jumlah 38 santri menyusul pemberangkatan 9 alumni lainnya yang telah berangkat dalam beberapa bulan terakhir.

Selain negara Mesir, alumni MBS saat ini telah tersebar di kampus-kampus ternama di Madinah, Sudan, Maroko, Turki, Libya, Suriah, Yaman, Malaysia dan Thailand.

Semoga Allah mudahkan perjalanan para santri dalam menuntut ilmu di negeri seribu menara itu. Bersungguh – sungguhlah dalam belajar dan menuntut ilmu. Kelak, setelah khatam ilmu dan pengajaran, kembali ke kampung halaman menjadi ulama dan umara dambaan umat, tempat umat bertanya dan mencari jawab. Amin..(ElMoedarries)