Ibu Mutalazimah tidak pernah membayangkan sama sekali bisa mencapai jabatan akademik tertinggi, yakni sebagai guru besar. Berlatar pendidikan D3 Gizi Depkes Malang pada 1995, dosen yang berdomisili di Prambanan, Sleman ini memulai karir sebagai staf edukatif di jurusan D3 Gizi UMS pada 1998. Seiring tuntutan perkembangan SDM di perguruan tinggi, kemudian beliau melanjutkan S1 FKM Undip (angkatan 2001), S2 MIKM Undip (angkatan 2004), dan S3 FK UGM (angkatan 2014).

Perjalanan jabatan akademik dosen kelahiran Banyuwangi ini dimulai dari jenjang paling bawah yakni asisten ahli pada 2003, lalu lektor pada  2006, lektor kepala pada 2011 dan guru besar mulai 1 Desember 2022.

Selama 25 tahun mengabdi di UMS, orang tua dari Magistra Ammar Alghifari, santriwan MBS kelas XI MIPA 3 itu  telah menduduki berbagai jabatan struktural. Seperti sekprodi D3 Gizi (2004-2007), wakil dekan 3 (2007-2010), kabag penalaran kemahasiswaan UMS (2014-2017) dan dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UMS (2017-2021).

Kegiatan tri dharma perguruan tinggi, dosen yang menyandang status cumlaude di S3 FK UGM ini mengajar beberapa mata kuliah, diantaranya Statistika, Metode Penelitian, Perencanaan Program Gizi, Manajemen Intervensi Gizi, Manajemen Program Gizi, Desain Eksperimen, hingga Epidemiologi Gizi Kesehatan Masyarakat.

Pada bidang penelitian, istri dari H.Toto Suharto, M. Kes, anggota BPH MBS sekaligus Kepala Puskesmas Prambanan tersebut pernah mendapatkan pendanaan Kemenristekdikti seperti Hibah Bersaing, Penelitian Fundamental, Penelitian Strategi Nasional Institusi dan pendanaan internal UMS seperti mulai Penelitian Reguler, Penelitian Pusat Studi Kajian Wanita, Penelitian Pengembangan Individu Dosen, Hibah Integrasi Tridharma, dan Penelitian Insentif Pemberdayaan Riset Unggulan.

Beberapa buku yang pernah ditulisnya antara lain Manajemen Program Gizi; Defisiensi Yodium dan Gangguan Fungsi Tiroid:  Tinjauan Aspek Biopsikososial; dan Pengembangan Media Flipchart untuk Edukasi GAKY.

Adapun kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen yang juga mempunyai concern untuk mengajar Iqro’ pada anak-anak di TPA, meliputi pendanaan penerapan ipteks dan beberapa pendanaan internal UMS. Seperti Pengabdian Pengembangan Individu Dosen, dan Pengabdian Bagian Hibah Integrasi Tridharma. Termasuk  Pengembangan Persyarikatan dan Dakwah Al Islam Kemuhammadiyahan dengan sasaran lanjut usia, kader posyandu, ibu balita, anak sekolah, guru, serta pengelola pesantren.

Atas inisisasi dan gagasan mulia beliau jualah, MBS bersama Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Muhammadiyah Surakarta bekerjasama mengembangkan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) atau yang akrab dikenal dengan UKS menjadi Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren).

Sehingga pada Sabtu, 1 Oktober 2022 menjadi peristiwa bersejarah bagi MBS Yogyakarta dan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UMS dengan ditandatanginya MoU MBS dan UMS sebagai wujud komitmen pengembangan Poskestren di MBS.

Prof. Lazim begitu biasa beliau disapa mendampingi dan mengawal proses transformasi UKS MBS menjadi Poskestren selama kurang lebih enam bulan. Alhamdulillah, berkat usaha dan kerja keras dari tim PKm P2DAI UMS yang diketuai Prof. Lazim, akhirnya pada hari Rabu, 14 Desember 2022 Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta menggelar launching Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren).

Prof. Lazim konsisten melakukan penelitian. Bidang riset yang ditekuni selama 21 tahun (2002-2023) adalah mengenai Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).

Pada pengukuhan,  17 Maret 2023 di Gedung Auditorium Mohammad Djazman UMS, Ibu dengan dua putra tersebut menyampaikan pidato ilmiah yang berjudul:  “Mewaspadai Potensi Re-Emerging Issue Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Daerah Endemis Defisiensi Yodium”. Tema ini berangkat dari masih adanya potensi munculnya permasalahan GAKY, terlebih di daerah yang wilayah geografis mengandung unsur yodium dan rendah dalam tanah dan airnya.

Beliau menjadi guru besar pertama di Fakultas Ilmu Kesehatan UMS, khususnya di Program Studi Ilmu Gizi.  Selain itu, Prof. Lazim juga menjadi guru besar ke-43 di UMS dan merupakan sedikit dari ahli gizi yang mempunyai predikat Profesor di Indonesia. Hal ini berdasarkan data dari Persatuan ahli Gizi Indonesia (PERSAGI).

Berbeda dengan acara pengukuhan Guru Besar lainnya, Prof. Lazim memberikan persembahan istimewa, sebuah lagu dengan judul ‘Ketika Tangan dan Kaki Berkata’ yang dipopulerkan Chrisye, berhasil dibawakan beliau dengan sangat baik.(ElMoedarries)