Atlet Kalimantan Timur alumnus Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Sleman Yogyakarta, Imam Wahyudi menorehkan prestasi gemilang pada gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-20 di Provinsi Papua.

Berkat kepiawaian Imam, Kalimantan Timur bisa memboyong medali emas dan satu perunggu pada cabang olahraga kabaddi dari kota Jayapura. Juara tersebut didapat pada nomor 7 on 5 (juara 1) dan freestyle (juara 3).

“Alhamdulillah, sangat bersyukur sekali bisa meraih medali emas di gelaran PON yang pertama. Meski hanya bersifat eksibisi, ini merupakan raihan terbaik dan memuaskan, ujar Imam.

Imam merupakan alumnus Pondok Pesantren MBS Sleman angkatan ke-4 yang lulus pada tahun 2019. Selama mengenyam pendidikan di MBS, Imam yang saat ini sedang menempuh pendidikannya di jurusan Pendidikan Olahraga Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur ini sering menjadi langganan juara pencak silat.

Atlet pencak silat MBS yang terkenal dengan senyuman khasnya ketika bertanding ini selalu menjadi andalan lumbung medali dalam setiap event lomba pencak silat. Namanya sering dipanggil di urutan pertama  oleh dewan juri di akhir sesi pertandingan. Ajang POSPEDA (Pekan Olahraga dan Seni Santri  Pondok Pesantren Daerah), POPDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah) , YKTC dan event lomba lainnya menjadi kenangan manis yang tak terlupakan bagi mahasiswa semester 5 ini.

Dia mengatakan, untuk bisa lolos seleksi tim kabaddi Kaltim sangat ketat. Harus bersaing dengan para atlet lainnya yang rata-rata berasal dari basic cabor gulat.

Kendati demikian, anak kedua dari empat bersaudara pasangan H. Eddy Akhmandi dan Hj. Fitriani ini bernasib mujur. Imam menjadi satu-satunya atlet kabaddi Kaltim yang lolos Training Center dengan basic pencak silat.

Sebagai atlet yang menekuni cabang olahraga pencak silat, Imam mengakui bahwa ia butuh proses untuk bisa benar-benar beraksi sebagai atlet kabaddi ketika pertandingan. Terlebih Imam juga masih menekuni latihan pencak silat.

“Dulu pernah tidak sengaja lawan kepukul saat sedang kontak, namun seiring waktu saya mulai bisa mengontrol gerakan dan tak lagi lupa,” ujar Imam.

Meski sudah menjadi bagian dari kontingen Kalimantan Timur lewat cabang olahraga kabbadi, Imam ternyata masih menyimpan hasrat untuk berprestasi di olahraga yang menjadi asalnya.

“Saya masih ingin tampil lewat cabang olahraga pencak silat. Karena bagaimanapun, pencak silat wabilkhusus Tapak Suci adalah cabang tempat saya dibesarkan. Saya ingin bisa berprestasi di sana,” tutur Imam.

Kabbadi adalah cabang olahraga baru yang dipertandingkan di PON Papua. Di perhelatan ini olahraga permainan asal India yang sepintas terlihat mirip dengan gerobak sodor dan benteng tersebut masuk kelas eksebisi.

Walaupun kategori baru, di ajang ini diikuti oleh 9 provinsi. Di Indonesia, kabbadi masih baru. Bali menjadi provinsi pertama yang melakukan uji coba cabang olahraga ini. Disusul Kalimantan Timur.

Menggeluti kabbadi sejak pertengahan 2019 lalu, Imam Wahyudi yang dipercaya menjadi defender tim akhirnya bisa membawa Kaltim sebagai juara 3 umum, serta menyingkirkan 6 provinsi lainnya. Jerih payah dan perjuangannya dua tahun lalu akhirnya berbuah manis.(ElMoedarries)

 

 

2 replies

Comments are closed.