Pembelajaran matematika di kelas XI Peminatan, hari itu membahas Trigonoimetri bersama Ustadz Wahyu Hidayat, S.Pd.Si. Beliau menyampaikan penerapan trigonoimetri tersebut menggunakan klinometer (alat yang digunakan untuk membantu untuk mengukur sudut elevasi antara garis datar dan sebuah garis yang menghubungkan sebuah titik pada garis datar tersebut dengan titik puncak sebuah objek). Pada pembelajaran kali ini ustadz Wahyu  menghubungkan materi dengan pendekatan STEM, (science,technology, engineering, dan mathematics). Istilah ini pertama kali diluncurkan oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat (AS) pada tahun 1990-an sebagai tema gerakan reformasi pendidikan untuk menumbuhkan angkatan kerja bidang-bidang STEM, serta mengembangkan warga negara yang melek STEM (STEM literate), serta meningkatkan daya saing global Amerika Serikat dalam inovasi iptek (Hanover Research, 2011).

Langkah awal pembelajaran diawali dari menjelaskan prinsip kerja dari klinometer, kemudian memberikan contoh sederhana cara mengukur ketinggian pada kelas. Setelah itu santri dibagi menjadi 6 kelompok. Santri dipahamkan betul tentang tujuan pendekatan STEM dan selanjutnya santri diberikan lembar kerja. Lembar kerja ini digunakan untuk memberikan penugasan untuk mengukur tinggi gedung kelas dengan memanfaatkan klinometer.

Masing-masing kelompok diberi penugasan untuk mengukur tinggi gedung dengan menggunakan titik acuan yang berbeda-beda. Masing-masing kelompok membuat 3 pengukuran dengan santri yang berbeda. Setelah melakukan pengukuran santri diajak ke kelas kembali dan mendidkusikan hasil dari pekerjaan kelompoknya. Setelah mereka berdiskusi beberapa menit, mereka diminta untuk mempresentasikan jawabannya di kelas.

Setelah mendapatkan hasil presentasi kelompok kemudian dilakukan refleksi dan mengarahkan tujuan dari pembelajaran tersebut. Sehingga santri memahami bahwa prinsip kerja dengan klinometer ini sudah memenuhi pendekatan STEM, sehingga santri dapat refrensi baru bahwa pembelajaran ini menjadi pengalaman yang mengesankan, karena tidak hanya teori saja tapi juga mereka mempraktikannya.

Pembelajaran yang dilakukan di atas memang diadopsi dari negar-negara maju, agar Indonesia khususnya di MBS dapat merutinkan STEM. Sehingga santri sudah kita siapkan untuk menghadapai perkembangan zaman yang begitu pesat terangnya.

 

2 replies

Comments are closed.