Sleman (MBS Yogyakarta) – Santriwan kelas 7 dan 10 MBS Yogyakarta bulan November lalu mengikuti kegiatan penghasdukan Hizbul Wathan (HW). Kegiatan tersebut berlangsung pada waktu yang berbeda. Pada hari Ahad (9/11), santriwan kelas 7 SMP MBS Yogyakarta mengikuti penghasdukan pengenal di area kompleks putra MBS Yogyakarta. Sedangkan penghasdukan penghela untuk santriwan kelas 10 SMA MBS Sleman Yogyakarta berlangsung selama 2 hari yaitu, Kamis (13/11) dan Jumat (14/11). Untuk penghasdukan penghela dilaksanakan di area kompleks putra MBS Yogyakarta dan Bumi Perkemahan (Bumper) Banyunibo. Penghasdukan HW sebagai simbol kenaikan tingkat setelah santri menyelesaikan beberapa syarat. Kegiatan ini juga untuk menumbuhkan rasa kepemilikan atas atribut yang diperoleh dan pelengkapan atribut para pandu.



Proses Penghasdukan Pengenal

Penghasdukan pengenal yang ditujukan untuk rentang usia 11 – 16 tahun. Kegiatan ini sebagai awal perjalanan para kader muda HW. Peserta mengikuti pembekalan mulai dari materi dasar, pembiasaan disiplin, hingga latihan push up di lapangan. Seluruh santriwan kelas 7 SMP MBS Yogyakarta mengikuti kegiatan penyematan pandu pengenal dengan stangen leher. Mereka harus memenuhi persyaratan kenaikan tingkat yang telah ditetapkan oleh Kwartir Pusat. Mulai dari menyimak materi tentang janji dan Undang-Undang Pandu Hizbul Wathan, Islam, iman, tali-temali, hingga pengenalan atribut HW. Kemudian mengikuti ujian Syarat Kenaikan Tingkat (SKT) Pengenal sebagai bagian yang harus dipenuhi. Melalui kegiatan ini harapannya, dapat menumbuhkan rasa kepemilikan santriwan atas stangen leher/ hasduk yang diperoleh.
Penghasdukan pengenal melibatkan Dewan Kerabat (DK) HW pengampu kelas 7 atas persetujuan dari bagian kemahadan dan kesiswaan, di bawah koordinasi pimpinan dan wakil pimpinan yang bertanggung jawab atas ekstrakurikuler HW. DK HW bertugas mengkoordinir santriwan kelas 7 untuk mengikuti penghasdukan pengenal dengan tertib dan lancar.
Proses Penghasdukan Penghela
Sebagai lanjutan dari pengenal, pada penghasdukan penghela ditujukan untuk rentang usia 16 – 20 tahun. Penghasdukan penghela di MBS Yogyakarta diikuti oleh santriwan kelas 10. Selama 2 hari 1 malam, mereka mengikuti kegiatan mulai dari pembekalan materi hingga berkemah di bumper Banyunibo. Selama dua hari, peserta ditempa dengan materi, tantangan, dan pengalaman di lapangan. Pandu penghela memperoleh materi tentang Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), sejarah Muhammadiyah dan HW, ke-Islaman, tali-temali, bangun tenda, ke-HW-an, memasak, dan berkemah. Sedangkan rangkaian kegiatan fisik untuk penghela mulai dari lari bersama, outbond, dan permainan yang terdapat pada setiap pos.
Penghasdukan penghela melibatkan seluruh DK HW, beberapa Taruna Melati 1 kelas 11, dan juga Demisioner Dewan Kerabat periode sebelumnya sebagai penasihat, dengan pemantauan langsung dari ustaz Ibrahim El Farhan, sebagai pembina. Tentunya, mereka yang terlibat atas persetujuan pimpinan, wakil pimpinan, kemahadan, kesiswaan, dan pihak-pihak yang terlibat selama berada di bumper Banyunibo.
Penghasdukan pengenal dan penghela bagi santriwan MBS Yogyakarta merupakan bagian dari bekal untuk melatih fisik dan mental agar terbentuk pondasi karakter santri yang kuat. Sebagai bagian dari Gerakan Hizbul Wathan, kegiatan ini meneguhkan nilai tanggap, tanggon, trengginas, serta komitmen. Semoga setiap proses yang dilewati menjadi bekal untuk melangkah lebih matang, lebih kuat, dan lebih siap mengabdi. Setia, Siap, Sedia! (YS)
Kontributor Berita: Iyas Ahnaf Aghatfan (Kelas 11 IPA 3)
Foto: Kontributor IPM Putra MBS Yogyakarta