Yogyakarta- PPM MBS Yogyakarta kembali menerima kunjungan kedua kalinya dari PCM Lendah, Kulon Progo dibersamai oleh pengurus harian dan Majelis Dikdasmen pada Kamis (18/9/25). Kunjungan ini disambut baik oleh Ustaz K.H. Muhammad Nashirul Ahsan, Lc, Ustaz Didik Riyanta, S.Sos.I., Ustaz Abdi Fatah, Lc. dan Ustaz Agus Yuliyanto, M.Pd. Sebelumnya pihak PCM Lendah juga telah melakukan kunjungan pertama pada 23 Agustus 2025. Pada kunjungan perdana, perhatian PCM Lendah tertuju pada pengelolaan pesantren dan kiprah MBS. Meskipun tergolong pesantren muda, namun MBS telah menorehkan prestasi luar biasa. Hal itu terbukti dengan keberhasilan MBS mengantarkan para santrinya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ternama di dalam dan luar negeri.

Pada kunjungan kedua kali ini, PCM Lendah secara khusus menyampaikan rencana untuk mendirikan Muhammadiyah Boarding School. Dengan modal awal berupa murid dan bangunan yang telah disiapkan, PCM Lendah optimis dapat mendirikan pondok pesantren dan berharap dapat menggali lebih dalam pengalaman dari PPM MBS Yogyakarta. Pihak PPM MBS Yogyakarta menyambut baik niat tersebut sekaligus memberikan masukan penting bahwa untuk mendirikan sebuah pondok pesantren memerlukan empat hal utama, yakni: sumber daya manusia khususnya guru syar’i, program pendidikan yang terarah, dukungan dana yang memadai, serta basis massa sebagai penggerak dan pendukung.

Sumber daya manusia khususnya guru syar’i merupakan komponen penting dan ruh dari sebuah pesantren. Guru syar’i yang kompeten dibutuhkan untuk menanamkan nilai-nilai keislaman dan akhlak mulia kepada para santri. Dengan adanya penanaman nilai-nilai tersebut dapat menciptakan kader untuk mencetak ulama intelektual dan intelektual ulama. Kemudian program pendidikan yang terarah mengacu pada kurikulum yang jelas, terukur, dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Program pendidikan tidak hanya berfokus pada pendalaman ilmu agama, tetapi juga mengintegrasikan ilmu umum, keterampilan, hingga penguatan bahasa asing. Dengan demikian, santri tidak hanya kuat dalam hal spiritualitas, tetapi juga siap berkompetisi di level nasional maupun internasional.
Selain itu, sebuah pesantren juga memerlukan manajemen keuangan yang sehat untuk menunjang operasional, pembangunan sarana prasarana, dan keberlanjutan program pendidikan. Dengan sistem pengelolaan keuangan yang terencana dapat memberikan manfaat bagi keberlangsungan pesantren. Kemudian yang terakhir, dukungan dari berbagai pihak dibutuhkan oleh sebuah pesantren sebagai menjadi modal sosial, baik dalam hal kepercayaan, partisipasi, maupun dukungan moral. Harapannya dengan dukungan tersebut dapat membesarkan sekaligus mengembangkan pondok pesantren agar tetap eksis dari generasi ke generasi. Dengan semangat silaturahmi dan saling berbagi ini, diharapkan PCM Lendah dapat segera merealisasikan pendirian Muhammadiyah Boarding School yang mampu mencetak generasi ulama intelektual dan intelektual ulama. (TSL)