Yogyakarta, 19 Juli 2025 – Seluruh santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School (PPM MBS) Yogyakarta berkesempatan mengikuti kuliah umum inspiratif pada Sabtu malam (19/7) pukul 20.00 WIB. Kuliah umum ini menghadirkan Dzulfikar Ahmad Tawalla, S.Pd., M.Ikom., yang merupakan Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia sekaligus Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Periode 2023-2027.
Kehadiran Wamen Dzulfikar Ahmad Tawalla didampingi oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia DIY, Tonny Chriswanto, S.T., dan Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Drs. Susmiarto, M.M.
Berbagai tamu undangan terkemuka juga turut hadir, di antaranya Pimpinan Daerah Muhammadiyah Prambanan Ustaz H. Harjaka, S.Pd., S.Ag., M.Pd.I., Pimpinan Cabang Muhammadiyah Prambanan H. Dr. Omar Indroyono, Kepala Kapanewon Prambanan, Pendiri Utama Pondok Pesantren KH. M. Nashirul Ahsan, Lc., Ketua Badan Pembina Pesantren H. Amir Fauzi, S.Ag., serta Pimpinan Pondok Pesantren Ustadz Fakih Udin, Lc., Ustadz Didik Riyanta, S.Sos.I., dan Ustadz Muhammad Fauzan Yakhsya, S.Hum. Tak ketinggalan, jajaran Manajer HBC Mardiyah Hayati, S.Sos., Sekretaris Jenderal PP Pemuda Muhammadiyah Bapak Najih Prastiyo, SHI., MH., Bendahara Umum PP Pemuda Muhammadiyah Bapak Machendra Setya Atmaja, PLH BPP PPM MBS YK Ustaz Agus Yuliyanto, M.Pd., serta seluruh ustaz dan ustazah PPM MBS Yogyakarta turut memeriahkan acara tersebut.
Dalam kuliahnya, Dzulfikar Ahmad Tawalla menekankan bahwa menjadi santri adalah sebuah keistimewaan. “Santri memiliki mental petarung dan berjiwa adaptif,” ujarnya. Ia juga mengingatkan pentingnya kesiapan fisik dan mental bagi santri yang jauh dari orang tua, serta kemampuan beradaptasi dengan teman dan lingkungan pondok.
Pada akhir sesi, Pak Wamen memberikan pesan inspiratif kepada para santri. “Tidak akan kembali waktu yang telah berlalu, belajarlah dengan tekun, hormati guru dan pembina pesantren agar mendapatkan kemuliaan,” pesannya. Ia juga menggarisbawahi pentingnya terus mengasah diri dengan ilmu pengetahuan, akidah, akhlak, dan moralitas. “Orang berilmu akan dikalahkan dengan orang yang berakhlakul karimah,” pungkasnya, memberikan penekanan kuat pada nilai-nilai karakter mulia.