Ada yang berbeda dari kegiatan santri kelas 1 SMA MBS Yogyakarta, jum’at (24/11) sore. Di tengah gerimis yang mengguyur kawasan Prambanan dan sekitarnya, mereka bekerja bersama-sama mengangkut kerangka -kerangka besi ke tengah lapangan sekolah. Adalah acara pelantikan mudabbir yang mengharuskan meeka bekerja mendirikan panggung di tengah gunyuran hujan.
Mudabbir adalah istilah yang digunakan Pondok Pesantren Muhammadiyah Yogyakarta untuk menyebut santriwan kelas 4 yang terpilih untuk diamanahi tanggung jawab membina adik-adik kelasnya di tiap-tiap asrama. Tidak seluruh santriwan kelas 4 yang menjadi mudabbir. Ada proses penyeleksian yang ketat dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Adapun acara mudabbir ditujukan untuk memperkuat eksistensi keberadaan mudabbir sebagai pembina, pengawas dan uswah bagi adik-adik kelas di bawahnya.
Acara pelantikan dimulai pada pukul 20.30 WIB dengan acara sambutan yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Pada kesempatan malam hari itu, Farrel Izham Prayitno selaku Ketua IPM periode 2017-2018 dalam sambutanya mengatakan, mudabbir memiliki peran penting dalam setiap kegiatan para santri. “ Karena mudabbir yang (berperan) memajukan pondok.”ujarnya. pada kesempatan yang sama, sekretaris kema’hadan putra, Ust. Ali Fatwa mengingatkan bahwa status mudabbir adalah amanah yang harus dijaga dan dijalan sebaik-baiknya. Beliau juga menyinggung hadits Nabi tentang beratnya sebuah amanah. “ Setiap dari kita adalah pemimpin. Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.” Katanya mengingatkan pada para hadirin.
Puncak acara adalah ketika 79 nama santri pilihan itu disebutkan satu persatu untuk maju ke atas panggung. Perasaan bangga dan haru tergambar pada raut wajah mereka. Disatu sisi mereka bangga menjadi salah satu santri pilihan dari ratusan santri. Disisi lain mereka harus mengingat bahwa amanah yang mereka emban akan ada pertanggung jawabannya di akhirat kelak. Kendati rintik-rintik hujan mulai kembali turun acara tetap dilanjutkan. Setelah tujuh puluh Sembilan santri itu menaiki panggung, Ust. Ali Fatwa sebagai perwakila Kema’hadan menuntun mereka untuk membaca ikrar. “ Siap!!” jawab mereka ketika Ust. Ali menanyakan, apakah mereka telah siap untuk menerima amanah sebagai mudabbir.
Acara pelantikan mudabbir pun diakhiri dengan prakata dari perwakilan para mudabbir, Ahroza Hasnan. Santri kelahiran Magelang itu dengan rendah hati mengatakan bahwa posisi yang ia dan teman-temannya capai saat ini adalah berkat sokongan dan dukungan baik dari para ustadz, kakak dan adik kelas. Ia juga mengucapkan banyak terima kasih pada para hadirin yang datang. “ Terima kasih pada kalian yang rela hujan-hujanan demi hadir di sini.” Katanya.