Hari Sabtu, 20 September 2023 Panitia Muntada Turats menggelar rapat persiapan Muntada Turats. Acara rapat diadakan di ruang meeting PPM MBS Yogyakarta. Muntada Turats adalah forum untuk mengenalkan kitab-kitab klasik dari ulama terdahulu. Ketua panitia Muntada Turats Ustaz M. Abdi Fattah, Lc mengatakan “Mereka para santri akan diajak untuk membaca, menulis dan mendiskusikan kitab klasik dari ulama terdahulu.”

Rencananya, Muntada Turats akan diadakan pada tanggal 23 Oktober 2023 untuk putra dan 24 Oktober untuk putri. Dalam rapat panitia yang terdiri dari enam orang panitia tadi dirumuskan rencana dan agenda yang akan dilakukan saat event Muntada Turats esok.

Kegiatan Muntada Turats ini tergolong baru, karena baru diadakan dua kali di MBS. “Mereka akan diberikan permasalahan-permasalahan yang akan didiskusikan yang bersumber dari kitab tersebut. Masalah-masalah atau soal bisa berupa fikih, tarikh, akidah, dan fadhoil amal (keutamaan-keutamaan amal).

Lebih lanjut, Ustaz Fattah menyatakan, “Seperti yang dikatakan Mudir, bahwa MBS mempunyai kekhasan yakni mempelajari kitab-kitab klasik. Acara ini diadakan sesuai arahan Mudir.”

Tujuan dari acara ini adalah agar para santri tidak asal mempelajari kitab klasik dan memiliki uswah atau teladan dari ulama terdahulu.

Rencananya, acara ini akan diikuti seluruh santri kelas XI MBS. Ustaz Roid selaku tim acara menyampaikan “kita akan merencanakan pimpinan bisa dijadwalkan untuk mendampingi santri saat “Muntada Turats”.

Ustaz Roid menambahkan, “kita akan memilih 25 masalah dari buku atau kitab yang berbeda-beda.”  Kegiatan Muntada Turats ini juga diadakan untuk memperkuat dan mempertajam kemampuan bahasa Arab para santri.

Dalam Muntada Turats nanti ada kitab masyhur yang akan dibahas diantaranya “Bidayah Wa Nihayah karangan Ibnu Katsir dan kitab “syarh Aqidah Wasathiyah karangan Ibnu Abil Is.”, tutur Ustaz Fattah.

Muntada Turats diadakan sebagai bagian dari tak terpisahkan dari kultur didaktik di pondok pesantren MBS. Ustaz Fattah selaku ketua panitia berharap, “mereka para santri bisa lebih terpacu lagi dalam meningkatkan kompetensi diri dan kompetensi keilmuannya. Jangan sampai generasi sekarang hanya mengagumi dan mengagungkan  serta menyebut kegemilangan generasi sebelumnya.” [Arif Yudistira]