Tim KIR MBS kembali menggeliat dalam pengembangan peneliti muda yang andal dan unik dari kalangan santri. Sebelumnya, setelah melaksanakan Seminar Pelatihan Kepenulisan Karya Ilmiah, kali ini Tim KIR MBS mengunjungi BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) di Playen, Gunungkidul, Senin (20/03/2023). Kunjungan ini ditujukan sebagai training sekaligus pelajaran bagi santri yang ingin menjadi peneliti muda dengan melihat secara langsung penelitian yang ada di BRIN.
Di awal sesi, tim KIR MBS diberi materi seputar pengolahan makanan dan juga penerapan riset makanan halal dari PRTPP (Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan) BRIN. PRTPP BRIN memaparkan tujuan mereka dengan slogan “Teknologi Untuk Pangan, Pangan Untuk Masa Depan” yang berfokus pada revitalisasi ketahanan pangan, pengemasan makanan dan juga riset makanan halal. PPRT BRIN sebagai pusat laboratorium makanan halal di Indonesia bahkan internasional memberikan berbagai metode pengembangan pengemasan makanan dan juga pengolahannya melalui tekonologi mutakhir dan penelitian yang terverifikasi.
Ria Suryani M.Sc selaku peneliti di BRIN menerangkan bahwa lemahnya pengolahan makanan dari segi pengawetan makanan dan juga stunting yang dialami anak-anak di Indonesia menjadi isu strategis bagi peneliti BRIN untuk mengembangkan riset pengolahan makanan.
Ria menyebut, untuk memajukan kesehatan masyarakat terutama ekonomi UMKM, PRTPP BRIN membantu berbagai riset dan inovasi peneliti tentang pengolahan makanan diantaranya seperti pengolahan belalang menjadi SnackBar, cokelat probiotik yang aman bagi penderita diabetes, pengemasan makanan tradisional yang awet dan tahan lama dan masih banyak lagi, ulasnya.
Bahkan, tambah Ria, PRTPP BRIN telah membantu menciptakan berbagai olahan makanan yang dapat awet hingga 1 tahun lamanya, dengan pengawetan melalui pengemasan kaleng. Dalam sesi tanya jawab, salah satu periset BRIN Dr. Ema Damayanti, M.Biotech menerangkan kepada tim KIR MBS.
“Makanan expired itu bukan berarti tidak bisa dimakan, namun expired itu menandakan bahwa makanan tersebut lebih baik dikonsumsi sebelum tanggal expired itu sendiri. Kalau dari riset penelitian kami contohnya, lama waktu dari beberapa makanan dalam kaleng yang kami bentuk pengemasan dan juga pengolahannya itu bisa bertahan hingga 2 tahun kalau dari uji laboratory, namun dari situ ditimbang kembali oleh BPOM menjadi sekitar 1 tahunan untuk izin edarnya” jawab Dr. Ema Damayanti M.Biotech ketika salah satu santriwati dari Tim KIR MBS bertanya tentang apakah masih bisa mengonsumsi makanan setelah expired.
Tak lama, Tim KIR MBS diajak untuk mengelilingi area laboratorium riset PRTPP BRIN untuk mengetahui secara langsung fasilitas dan tekonologi yang dimiliki BRIN Playen, Gunungkidul. Disana diperlihatkan berbagai ruangan-ruangan penelitian pengolahan makanan dan juga pengemasan makanan.
Sesampainya di ruang karantina, Tim KIR MBS putra dan putri di perlihatkan ratusan kaleng berisi makanan yang diawetkan hanya dengan kemasan kaleng, yang bahkan berusia 1 hingga 5 tahun ketika ditanyai oleh Andika Jentovani selaku Tim KIR MBS putra mengenai berapa lama makanan yang diawetkan di ruang karantina tersebut.
“Di sini tempat penyimpanan makanan yang telah diawetkan menggunakan kemasan kaleng yang telah diuji coba ketahanannya dan ada beberapa makanan yang bahkan bisa awet hingga 5 tahun, dan saya juga sempat makan beberapa diantaranya, karena telah teruji coba saya masih sehat saat ini” jawab salah satu peneliti PRTPP.
Setelah turun melihat langsung PRTPP BRIN secara langsung, tim KIR MBS melakukan dokumentasi foto bersama sekaligus pemberian kenang-kenangan dari MBS.
Ustadz Muhammad Fauzan Yakhsya, S. Hum selaku kepala sekolah SMP MBS berharap dalam kunjungan tim KIR MBS ini mampu mencetak peneliti-peneliti yang rakus dan haus akan ilmu. Selain itu, tambah ustadz Fauzan para peneliti dapat berinovasi dengan unik sehingga dapat menciptakan penelitian yang bermanfaat. Ustadz Fauzan juga mengajak BRIN mengadakan Memorandum of Understanding (MoU) untuk mengadakan kerja sama dengan MBS agar dapat menciptakan peneliti muda yang hebat.(Mon)