Kunjungan seorang masyayikh ke Pondok Pesantren selalu membawa kenangan. Apalagi kehadiran tokoh tersebut membawa pencerahan dan semangat baru bagi peningkatan kualitas pondok pesantren tersebut. Hal itulah yang dirasakan oleh pimpinan Pondok Pesantren MBS Yogyakarta, ustadz Fajar Shadik, ketika dikunjungi oleh Syeikh Dr. Abdul Karim bin Isa Ar Ruhaily, tim assesor dari Universitas Islam Madinah, semalam (18/10) tiba di Prambanan, Sleman, Yogyakarta.

Beliau didampingi oleh ustadz Nurdin Apud Sarbini, Lc; M. Pd, mudir Pondok Pesantren Al Andalus, Bogor. Kunjungan beliau, Dr. Abdul Karim bin Isa Ar Ruhaily ke MBS ini adalah untuk yang pertama kalinya. Kehadiran beliau ke MBS kali ini dalam rangka melakukan verifikasi berkas mu’adalah yang telah diserahkan pada tahun 2018 silam. Beliau akan menilai kelayakan dari Pondok Pesantren MBS sebagai pondok yang pantas untuk mendapatkan predikat mu’adalah atau akreditasi dari pihak Universitas Islam Madinah atau yang biasa disingkat UIM.

Pagi ini, Rabu(19/10), tepat pukul 09.30, Dr. Abdul Karim tiba di MBS. Sebelum melakukan verifikasi, beliau bertemu dengan Direktur dan jajaran pimpinan MBS. Direktur MBS, ustadz Fajar Shadik, selain menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat datang juga berharap kepada assesor agar MBS bisa berhasil dan sukses dalam proses mu’adalah kali ini. Dalam kesempatan tersebut, beliau Dr. Abdul Karim mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan pesantren.

Ketika dilakukan kesempatan tanya jawab dengan assesor, Direktur MBS, dengan menggunakan bahasa arab yang cukup fasih menerangkan kepada assesor terkait dengan berbagai program pendidikan yang telah, sedang dan akan dilakukan pihaknya dalam beberapa tahun ini. Mulai dari jumlah santri, asal santri, termasuk kurikulum yang digunakan, prestasi hingga persebaran lulusan santri.

Setelah itu, beliau melakukan verifikasi dengan masuk ke beberapa kelas. Beliau menggunakan kesempatan ini untuk turun, guna melihat secara langsung fakta-fakta di lapangan. Selain melihat, beliau juga mengambil data dan melakukan interaksi dengan santri untuk mengetahui kemampuan memahami dan berbicara santri.

Sementara itu, ketua panitia mu’adalah MBS, ustadz Taufik, Lc mengatakan, diantara kelebihan jika sebuah lembaga telah termu’adalah oleh Universitas Islam Madinah, maka ijazah lembaga tersebut setara dengan lembaga pendidikan yang ada di Saudi. Selain itu, lanjut beliau, kemungkinan lulusan lembaga yang telah termu’adalah untuk melanjutkan ke UIM lebih besar. Ustadz Taufik menambahkan, kunjungan assesor UIM yang diwakili Syeikh Dr. Abdul Karim bin Isa Ar Ruhaily ke MBS diharapkan dapat membuktikan keseriusan kita, bahwa MBS serius dalam mengantarkan santri-santrinya untuk berdiaspora melanjutkan jenjang pendidikannya ke Timur Tengah, terutama Madinah, pungkasnya. Kegiatan ini diakhiri dengan makan siang bersama dengan menu khas arab, nasi kebuli.

Semoga MBS diberikan kemudahan dan hasil terbaik dari proses mu’adalah Universitas Islam Madinah. Sehingga, ke depan dengan maqbulnya proses mu’adalah UIM semakin banyak alumni Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta yang bisa berkesempatan menimba ilmu di dua kota suci, Makkah dan Madinah.(ElMoedarries)