Bulan September menjadi sesuatu yang istimewa bagi Ikatan Keluarga Alumni Muhammadiyah Boarding School.IKA MBS Mesir, untuk kali pertama semenjak pemberangkatan awal alumni MBS ke Mesir lulus dari Universitas Al Azhar Kairo, sebuah lembaga pendidikan tinggi islam ternama dan menjadi kiblat bagi keilmuan dan pendidikan islam.
Berbarengan dengan tasyakur kelulusan angkatan pertama MBS yang menyelesaikan studinya di kampus Al Azhar, IKA MBS Mesir juga akan memperingati Milad Ke-5 Tahun nya pada 26 september nanti. Rangkaian acara yang sudah di helat sejak awal bulan tentu menambah semarak kegiatan alumni MBS di Mesir, salah satu nya adalah Family Gathering dan Tasyji’ Ruhiyah Menyambut Tahun Ajaran Baru di Universitas Al Azhar.
Hadiqah Dauliyah, salah satu taman yang menjadi destinasi wisata pekanan warga Mesir dipakai sebagai tempat kegiatan. Dipilihnya tempat ini juga sebagai momen merefresh dari hiruk-pikuk kegiatan belajar sebagai thalibul ilmi. Tepat pada pukul lima acara dimulai lalu tasyji’ ruhiyah pertama disampaikan oleh Ustadz Tegar Shalahuddin Ruhutama, Lc, mengangkat tema tentang pentingnya waktu. Ustadz Tegar sapaan akrabnya mengingatkan kembali tentang keberadaan alumni MBS di Mesir, tujuan dan maksud nya datang ke bumi kinanah. “Sungguh waktu itu berjalan dengan cepat, bulan ini september tanggal 26, 5 tahun yang lalu saya baru saja menginjakkan kaki di mesir hari ini saya sudah menyelesaikan studi di Al azhar, tapi seakan saya belum meraup semuanya di samudera ilmu di Al Azhar ini” ucap ustadz Tegar.
Sejalan dengan ustadz Tegar, narasumber kedua Ustadzah Puji Fauziah Sophiakusumah Hakim, Lc menerangkan tentang perlunya komitmen dalam belajar “Fokus utama kalian di sini adalah belajar apapun itu, sebisa mungkin, sebanyak mungkin, karena ketika kalian pulang orang mengenal kalian sebagai alumni Al Azhar Mesir, lembaga yang sudah membuana mencetak banyak ulama dan zuama di seantero dunia” ujar ustadzah Sophia.
Adanya Tasyji’ Ruhiyah ini adalah bagian dari menyambut tahun ajaran baru di Universitas Al Azhar Mesir, yang akan segera di buka pada tanggal 1 Oktober 2022 nanti. Selain dengan sistem perkuliahan, Al Azhar juga dikenal dengan sistem talaqqi bersama masyaikhnya. Problema yang sering terjadi diantara mahasiswa disini adalah kurangnya managemen waktu atau lebih pada skala prioritas dalam menentukan hal yang tepat bagi dirinya, terkadang ada yang menganggap sistem perkuliahan di kampus lebih baik dan itu menjadi tujuan utama, begitupun sebaliknya ada pula yang menganggap sistem talaqqi bersama masyaikh adalah hal mutlak. Untuk itu, sebagai thalibul ilmi di Al Azhar ini , dituntut untuk bisa menyeimbangkan kedua hal tersebut.
Setelah masuk waktu shalat maghrib, tasyji’ diakhiri dilanjut dengan shalat berjamaah dan makan bersama dengan masakan berat khas di Indonesia. Hal ini menjadi momen tersendiri. Sebagai perantau, keberadaan mahasiswa disini yang jauh dari tanah air tentu ketika disuguhkan makanan khas negeri sendiri akan terasa sangat lezat apalagi dengan makan tajamu’ atau bersama sama. Semoga dengan agenda family gathering ini bisa merekat kembali ukhuwah dan menyatukan langkah gerak alumni MBS di Mesir.(Renaldhi Sheva Perdana)