Abyati Zhafarina Sani alumnus Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School  Yogyakarta angkatan IX, diterima menjadi mahasantri di Pondok Pesantren Daruzzahra, Tarim, Hadramaut Yaman.

Abyati diterima di Pesantren Mahasantri Daruzzahra setelah melewati berbagai seleksi berkas. Dalam proses itu, pihak Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (HPMI) dan Kedutaan besar di Yaman juga melakukan pengawasan dan pendampingan. Abyati tiba di Tarim, Hadramaut, Yaman, pada tanggal 9 September 2022, setelah berangkat pada hari Rabu, 7 September 2022 dari bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.

Keberhasilan Abyati Zhafarina Sani untuk melanjutkan studi di Timur Tengah disambut suka cita, apresiasi, doa dan harapan segenap civitas akademika MBS. Salah satunya guru pengampu bahasa inggris, ustadzah Hikmatul Azizah, S .Pd,  yang pernah menjadi wali kelas Abyati.

“Suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri mendengar kabar diterimanya mbak Abyati sebagai mahasantri di Pesantren Mahasiswa Daruzzahra, Yaman,”ujarnya.

Terangnya, kuliah di Yaman sudah dicita-citakan Abyati sejak sekolah di MBS sehingga memotivasi dia untuk tekun belajar sebagai persiapan belajar ke timur tengah khususnya persiapan dalam penguasaan Bahasa Arab. Keteguhan dan semangat pantang menyerahnya membuahkan hasil di tahun ini.

“Semoga hal ini bisa memotivasi adik adik kelasnya untuk bisa menyusul ke Yaman setelah sebelumnya mas Farhan yang juga alumni MBS telah lebih dahulu studi disana,” harapnya.

“Semoga mbak Abyati sukses dan diberi kemudahan serta kelancaran dalam studinya dan nantinya ilmu yang didapatkan bisa bermanfaat untuk banyak orang,”imbuhnya.

Daruzzahra merupakan pesantren khusus perempuan yang berlokasi di Tarim, Hadramaut, Yaman. Dimana pemilik serta pengasuh dari pesantren ini yakni Guru mulia Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Syekh Abu Bakar bin Salim.

Untuk pengajar di Pesantren Daruzzahra, kebanyakan mayoritas orang Arab. Dan untuk santri-santrinya dari berbagai belahan dunia, seperti dari Benua Asia, Afrika, Amerika dan Eropa. Banyak santri di Daruzzahra, namun yang mukim di Daruzzahra mayoritas kebanyakan dari Indonesia. Oleh sebab itu, tidak heran jika banyak orang Indonesia yang belajar sekaligus berkhidmat di Pesantren Guru Mulia Al Habib Umar bin Hafidz.(ElMoedarries)