Mengawali tahun ajaran baru, sebagai seorang guru kita akan diingatkan untuk mencurahkan segenap jiwa dan raga dalam mengemban tugas negara. Tugas negara seorang guru tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 tahun 2017 antara lain : merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik serta melaksanakan tugas tambahan.
Tugas tambahan itu, salah satunya adalah menjadi wali kelas. Banyak yang mengatakan bahwa guru adalah “ pengganti/ wakil/ wali orang tua di sekolah ”. Begitu pula sebagai wali kelas, harus bisa jadi wali siswa di sekolah. Peran wali kelas sangat penting bukan hanya sekedar memberikan ilmu akademik saja namun, dapat memberikan arahan dalam penanaman karakter/ budi pekerti character building.
Sebagai wali kelas pada tahun ajaran baru, banyak hal yang harus dilakukan. Langkah awal ketika masuk kelas, yang pertama dilakukan adalah :
- Buat kontrak belajar
Kontrak belajar adalah perjanjian dan kesepakatan belajar yang dibuat bersama siswa. Kontrak belajar ini dibuat diluar tata tertib sekolah tapi tidak keluar jauh dan tidak melanggar serta dibuat demi kebaikan bersama. Buat kontrak belajar semenarik dan seasyik mungkin agar siswa nyaman dikelas.
- Kenali mereka
Bukan rahasia lagi, banyak guru yang sering lupa nama siswanya karena kemiripan wajah atau postur tubuh. Namun hal ini harus diminimalisir. Walikelas harus tahu dan mengenali siswanya. Salah satu caranya dengan mencatat identitas diri dan informasi lengkap seluruh siswa.
- Dengar curhatnya
Kita harus mendengarkan keluh kesah dan kebahagiaan yang mereka ceritakan atau yang ingin mereka bagikan kepada kita. Berilah ruang dan waktu kepada siswa yang ingin berbagi secara pribadi. Hal ini sangat membantu kita dalam mengetahui masalah yang dihadapi siswa dengan orangtua/ guru/ teman/ dirinya sendiri. Dan juga memungkinkan kita untuk bisa memberikan solusi terbaik kepada mereka.
- Dampingi mereka
Banyak kegiatan yang dilaksanakan disekolah seperti :upacara, lomba-lomba, maupun agenda sekolah lainnya. Sebagai wali kelas, sebaiknya kita selalu ada dan mendampingi mereka. Hal ini menunjukkan kepada siswa bahwa kita peduli dan perhatian terhadap mereka. Kita bisa memberikan penghargaan jika mereka melakukan yang terbaik dan memberikan motivasi jika mereka perlu bimbingan.
Setelah melakukan langkah-langkah diatas, seorang walikelas yang didambakan siswa juga harus mempunyai sikap MESTTI APEK. Dalam bahasa Indonesia mestti apek artinya harus bagus. Memang untuk menjadi wali kelas harus bagus dari sudut pandang manapun. Namun mestti apek disini diartikan bahwa wali kelas harus mempunyai sikap sebagai MEdiator tangguh, Sabar, Tegas, Teladan, Ikhlas, Adil, PErhatian, Konsisten.
- Mediator Tangguh
Wali kelas harus dapat menjadi sosok penengah menghadapi perselisihan antar siswa, permasalahan antara siswa dengan orang tuanya, maupun siswa dengan sejawat guru. Menjadi mediator tidak berarti harus menjadi sosok pengambil keputusan. Tetapi bisa dengan cara menghubungkan pihak pihak yang bermasalah tersebut.
2. Sabar
Sikap sabar diperlukan dalam mengelola kelas, termasuk menghadapi permasalahan siswa yang sangat kompleks . Tidak semua siswa cepat sadar dari perbuatan yang tidak baik sehingga butuh sikap yang sabar. Jika pada suatu tingkat tertentu siswa sudah tidak bisa ditangani, tentu sudah perlu adanya suatu ketegasan.
3. Tegas
Sikap tegas dari wali kelas diperlukan untuk menegakan tata tertib sekolah dan tata tertib kelas yang telah disepakati bersama. Tegas tidak berarti harus galak, tetapi konsisten dalam menegakan aturan. Siswa yang melanggar harus diberi sanksi sesuai aturan sekolah atau kesepakatan kelas. Sanksi diberlakukan jika sudah melewati batas aturan yang telah ditentukan.
4. Teladan
Sebagai teladan, seorang wali kelas harus memberikan contoh dan mencerminkan seseorang yang berbudi pekerti luhur. Seorang wali kelas yang cuma bisa bicara tetapi tidak memberi contoh dari sikapnya, tidak akan mendapat respect dari siswa.
5. Ikhlas
Sikap ikhlas membuat pekerjaan menjadi ringan tidak peduli seberat apa masalah yang dihadapi siswa. Dengan menyadari bahwa mendidik siswa ke arah yang lebih baik merupakan salah satu ibadah, maka akan membuat hati ikhlas tidak ada kata berat dalam melaksanakan tugas.
6. Adil
Semua siswa berhak mendapat perlakuan yang sama, baik itu pandai atau sebaliknya, kaya atau miskin. Adil dalam hal ini dapat bermakna setiap anak mendapat hak dan perlakuan yang sama atau setiap anak mendapatkan sesuatu berdasarkan prestasi kesehariannya.
7. Perhatian
Wali kelas hendaknya memiliki sifat tanggap sekaligus peka terhadap permasalahan siswa. Sebelum permasalahan tersebut mengganggu belajar siswa atau bahkan mengganggu suasana kelas, sedini mungkin harus ditangani. Memiliki sifat simpatik sekaligus empati dan perhatian terhadap siswa, akan membuat siswa merasa mendapatkan apa yang mungkin tidak diperoleh dalam suasana keluarga. Siswa akan menjadi terbuka dalam mengungkapkan permasalahanya.
8. Konsisten
sebagai panutan siswa di kelasnya, wali kelas harus konsisten dari sikap dan perbuatan. Sikap ini harus dipertahankan dan dipelihara, agar siswa selalu percaya kepada kita.
Jika seorang guru terutama wali kelas melakukan langkah awal dan mempunyai sikap mestti apek seperti yang telah disebutkan diatas, maka sudah pasti siswa akan mendambakan guru tersebut.
Apalagi dalam kondisi yang pernah kita lewati, ketika belajar dan bekerja di rumah work from home kehadiran wali kelas dambaan siswa akan sangat dirindukan oleh mereka dimanapun berada. Maka jadilah walikelas dambaan siswa agar tugas negara kita menjadi seruan kebaikan dan kita termasuk orang yang beruntung sesuai Q.S. Ali-Imran ayat 104 (“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”).
Semoga bisa menjadi penyemangat bagi kita dan selamat berjuang bagi ustadz/ustadzah untuk menebarkan kebaikan yang bermanfaat.
Comments are closed.