Demi meningkatkan kecakapan santri dalam berbahasa sekaligus mengembangkan generasi Hizbul Wathan tingkat pengenal yang mandiri dan berkarakter, gerakan Hizbul Wathan Kerabat Jenderal Sarbini  mengadakan kegiatan Perkemahan Kamis  Jumat (PERKAJUM) dengan mengangkat tema “Language Camp”. Perkajum kali ini, bertempat di kompleks Candi Banyunibo yang berjarak sekitar 1 km dari pondok atau sebelah timur kampus MBS. Berbeda dengan Perkajum sebelumnya, Perkajum kali ini menekankan penggunaan bahasa resmi dalam kepanduan. Lomba-lomba diarahkan dengan bahasa resmi, pos-pos pada rute hiking juga diisi oleh Bagian Penggerak Bahasa. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kecintaan santri terhadap bahasa di mana pun dan kapan pun.

           

Mengingat tantangan yang harus dihadapi oleh gerakan Kepanduan Hizbul Wathan ke depan semakin beragam, berat dan kompleks sudah seyogyanya kami melalui program “Language Camp” ini mencoba menyelenggarakan kegiatan yang menarik dan mengandung unsur pendidikan, ujar akhi Slamet Raharjo. Menurutnya ibarat mahkota, bahasa menjadi simbol kehormatan dan kebanggaan pondok. Dalam istilah lain language is our crown atau al lughotu taajul ma’hadi, bahasa adalah mahkota pondok. Selain itu, kegiatan ini juga melatih santri untuk memupuk rasa cinta terhadap lingkungan dan alam sekitar, pungkasnya.

           

Sebelum pemberangkatan, para peserta yang didominasi anggota Hizbul Wathan tingkat Pengenal atau santriwan kelas 7 dan 8 SMP MBS ini mengikuti upacara pelepasan pada Kamis siang (21/02) . Akhi Ahmad Jihad Syamil  selaku kordinator acara menghimbau agar peserta Perkajum tetap menjaga akhlak dan perilaku di bumi perkemahan nanti, tidak urak-urakan.
Malam harinya, panitia urung mengadakan kegiatan outdoor. Mengingat kondisi cuaca hujan deras, sehingga tidak memungkinkan untuk menggelar acara di lapangan. Sehingga kegiatan dialihkan di kompleks Plempoh. Berpindahnya tempat acara tidak menyurutkan semangat santri untuk mengikuti jalannya kegiatan.

           

Berbagai materi dan lomba menjadi rangkaian acara pada malam itu. Dan tentu saja tidak lepas dari tema yang diangkat, santri wajib menggunakan bahasa arab dan inggris untuk melakukan percakapan dan komunikasi. Lomba tali temali, pioneering, game seru dan taushiyah malam menjadi teman setia kegiatan language camp malam itu. Semua terhibur, lalu acara ditutup pada pukul 23.00 WIB. Keesokan harinya dilanjutkan dengan senam pagi sekaligus penutupan acara.(ElMoedarries)

 

1 reply

Comments are closed.