Pesantren merupakan bagian dari peradaban Islam di Indonesia yang tidak dapat dipungkiri sudah melahirkan banyak pemikiran, jauh sebelum berdirinya lembaga pendidikan formal. Tidak hanya dari segi khazanah keilmuan, keberadaan pesantren juga diharapkan dapat meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui unit usaha yang dimiliki.

Saat ini, sumber dana terbesar pesantren kebanyakan masih dari iuran santri, sedangkan kontribusi dari unit usaha masih relatif kecil. Selain itu, sebagian sumber dana pesantren juga berasal dari bantuan pemerintah. Kecilnya kontribusi unit usaha disebabkan beberapa kendala dalam pengembangan perekonomian di pesantren.

  

Antara lain keterbatasan akses pemasaran, keterbatasan jaringan baik dari sisi pasokan maupun permintaan, dan keterbatasan kapabilitas untuk meningkatkan kapasitas ekonomi. Sebagai wujud nyata dukungan Bank Indonesia (BI) terhadap pengembangan kemandirian ekonomi pesantren, Rabu  (29/08/2018), di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School, MBS Sleman Yogyakarta, BI melalui program PSBI kembali mengadakan kegiatan sosial dengan menggelar peresmian program pengembangan kemandirian ekonomi di pesantren-pesantren Muhammadiyah.

  

Acara yang terselenggara atas inisiasi dari Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia di bawah komando Bapak Anwar Bashori ini dihadiri langsung oleh Bapak Dody Budi Waluyo selaku Deputi Gubernur Bank Indonesia. Hadir tepat pukul 12.00 di MBS, rombongan dari Bank Indonesia disambut hangat Direktur MBS dan Manajer Wakaf Center dengan pengalungan sorban kepada Bapak Dody dan rombongan. Selain pengalungan sorban, rombongan juga disuguhi nasyid acapella dari santri sebagai ucapan selamat datang di ponpes MBS.

  

Pada kesempatan tersebut, direktur MBS,  Ustadz Fajar Shadik dalam sambutannya mengungkapkan rasa terimakasih yang teramat banyak kepada pihak Bank Indonesia dan jajarannya. ‘Sekali lagi alhamdulillah, BI kembali memilih MBS untuk mendapatkan amanah dan kepercayaan untuk menerima program PSBI. Ustadz Fajar menambahkan, dengan program pengembangan kemandirian ekonomi pesantren yang diberikan MBS berupa pengolahan air minum dan green house hidroponik, itu artinya unit usaha yang dimiliki MBS akan bertambah satu menjadi 12 unit dari 11 unit usaha sebelumnya. Sebelum ini, lanjut Ustadz Fajar, BI juga telah bekerjasama dengan MBS dengan mengawal program virtual account. Dan belum lama ini, BI melalui program mengajar nya juga telah menghibahkan pojok baca atau BI Corner kepada MBS, pungkasnya.

  

Dalam kegiatan yang sama, dilakukan pula penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada empat pondok pesantren Muhammadiyah. Yakni, Madrasah Mu’allimin dan Madrasah Mu’allimat berupa BI Corner, PPM Muhammadiyah Al Mizan Lamongan ( alat pengolahan air minum ), Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Garut ( mesin dan alat pengolah kelapa ). Kegiatan di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School  yang disaksikan ratusan santri itu juga dihadiri PP Aisyiyah yang diwakili Ibu Dra.Hj. Lathifah Iskandar selaku Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan, Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syari’ah BI, Bapak Anwar Bashori, Bapak Suryono selaku Deputi Direktur DR2 BI, Deputi Direktur Departemen Komunikasi BI, Bapak Iwan Setiawan. Hadir pula Bapak Ismet Isnono dan Bapak Rahmat Hernowo selaku Wakil Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat dan Banten beserta  pimpinan empat pondok pesantren.

  

Pada kesempatan itu, Pak Dody sapaan akrab beliau dalam sambutannya menegaskan kepada hadirin yang hadir, Bank Indonesia sebagai institusi perbankan di Indonesia dalam mengemban misi dan tugasnya tidak melulu berkutat dalam masalah uang. Bank Indonesia melalui program PSBI berusaha dan berupaya membangun sinergi kepada berbagai pihak, termasuk di dalamnya pondok pesantren. Untuk itulah, BI melalui program ini memberikan bantuan sebagai bentuk perhatian dan sumbangsih memajukan keuangan syari’ah, tuturnya.

  

Untuk itu, beliau menginginkan agar bantuan ini bisa menjadi stimulus agar bisa dikembangkan secara lebih luas, sehingga kemanfaatannya bisa dirasakan warga di sekitar pesantren, pungkasnya. Selain itu, Deputi Bank Indonesia juga meresmikan pengolahan air minum di MBS. Beliau dan rombongan juga menyempatkan diri untuk menyambangi beberapa unit usaha yang dikelola MBS. Hasbuna Mina, Hasbuna Bakery, Hasbuna Laundry dan Koperasi menjadi destinasi terakhir yang disinggahi rombongan BI sebelum akhirnya pamit undur diri dari MBS. ( El Moedarries )

4 replies

Comments are closed.